About


This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wednesday, December 18, 2013

Avenged Sevenfold Album City of Evil (2005)

Avenged Sevenfold Album City of Evil (2005)


City of Evil merupakan album penuh ketiga Avenged Sevenfold yang kali ini dirilis tanggal 7 Juni,2005 sekaligus menjadi debut mereka bersama major label Warner Brothers. Musik yang ditawarkan di album ini sangat berbeda bila dibandingkan dengan rilisan mereka di tahun 2003 yang masih memainkan metalcore dimana di album ini karakter vokal M. Shadows tidak lagi memiliki guratan scream. Sedangkan bagian gitar terdengar lebih bertechnical dalam experimen metal yang mereka usung. Karakter musik yang baru ini membuat fans lama mereka mengkritisi Avenged Sevenfold dan mencap band ini mulai masuk ke dunia komersial untuk mendapat pasar musik yang lebih umum. Meski masih rumor, namun kabarnya perubahan musik Avenged Sevenfold ini terkait dengan hilangnya teriakan vokalis M. Shadows.

       Daftar Lagu:
01. Avenged Sevenfold - Blinded In Chain
02. Avenged Sevenfold - Burn It Down
03. Avenged Sevenfold - Seize The Day
04. Avenged Sevenfold - Trashed And Scattered
05. Avenged Sevenfold - The Wicked End
06. Avenged Sevenfold - Strength Of The World
07. Avenged Sevenfold - Betrayed
08. Avenged Sevenfold - Beast And The Harlot
09. Avenged Sevenfold - M.I.A
10. Avenged Sevenfold - Sidewinder

Saturday, December 7, 2013

Download Album Waking the Fallen (2003) Avenged Sevenfold

Download Album Waking the Fallen (2003) Avenged Sevenfold Full Album

Download Lagu Avenged Sevenfold Album Waking the Fallen

Waking the Fallen adalah album kedua oleh Avenged Sevenfold, yang dirilis pada tanggal 26 Agustus 2003 melalui Hopeless Records. Ini adalah rilis terakhir oleh band metalcore untuk fitur suara mereka, walaupun vokal lebih bersih yang ditampilkan pada album dari album debut mereka, Sounding the Seventh Trumpet. Album ini juga album mereka yang tanpa bahasa profan. Itu juga merupakan album pertama bagi Johnny Christ pada bass di Avenged Sevenfold, sehingga menyempurnakan lineup utama band (sampai kematian The Rev pada tahun 2009). Album ini meraih emas pada tanggal 15 Juli 2009.

Daftar lagu

Seluruh lagu ditulis dan disusun oleh Avenged Sevenfold, kecuali "Waking the Fallen" oleh Avenged Sevenfold dan Scott Gilman..
Waking the Fallen




1. "Waking the Fallen"   1:42
2. "Unholy Confessions"   4:44
3. "Chapter Four"   5:43
4. "Remenissions"   6:07
5. "Desecrate Through Reverence"   5:38
6. "Eternal Rest"   5:13
7. "Second Heartbeat"   7:00
8. "Radiant Eclipse"   6:10
9. "I Won't See You Tonight (Part 1)"   8:58
10. "I Won't See You Tonight (Part 2)"   4:45
11. "Clairvoyant Disease"   5:00
12. "And All Things Will End"   7:41

Thursday, December 5, 2013

BITTER #1 CHAPTER 2

BITER #1 RISE OF THE VIPER
              STORY OF THE BITERS CHARACTER
CHAPTER 2

            Subuh sekitar pukul empat pagi Raffael sudah terjaga. Semalam ia tak bisa tidur nyenyak. Ia terus memikirkan orang itu. “Jangan – jangan dia...”. Hati Raffael masih gelisah akan hal itu. Ia mencoba menenangkan diri di luar markas.
Kronceng!!! Terdengar suara yang berasal dari dalam markas. Raffael segera masuk ke dalam markas dan mencari dimana sumber bunyi tersebut. Dari kejauhan terlihat bayangan hitam melintas dengan cepat. Ia segera mengejarnya. Bayangan hitam itu mendadak berhenti di kamar tempat Joe, Dominique, dan Stanly tidur. Ia segera menyergap masuk. Sssut! Raffael meloncat menangkap orang itu. Brukk!!!
“Jiah...!
“Siapa ka..., Joe? Kenapa kau mengendap – endap seperti itu?” kata Raffael terkejut melihat Joe.
“Husst diam! Entar mereka bangun!” kata Joe serius.
“Apa – apaan sih?” Raffael bingung dengan Joe.
Joe mengeluarkan sebuah sepidol dari jasnya. Ia menuju ke tempat tidur Dominique dengan sangat hati – hati agar ia tidak bangun. Ia mencoba menjaili Dominiqeu dengan mencoret – coret wajahnya. Segera ia mencoret – coret wajah Dominique.
“Apa yang kau lakukan!” kata Raffael bingung.
“Sudah diam saja!” Joe memulai aksinya.
“Baiklah kalau begitu! Aku akan mengurus Stanly. Berikan sepidolnya padaku!” kata Raffael sambil meminta spidol kepada Joe. Ia tertarik dengan apa yang Joe lakukan.
“Aku akan menggambar macan disini!” Raffael mulai ketagihan.
Tiba – tiba mata Stanly terbuka lebar seakan sudah menunggu Raffael untuk melakukannya. Disusul dengan Dominique yang juga terlihat marah dengan Joe.
“Joeeeee!!!” kata Stanly dan Dominique serentak.
“Apa? Ini ulah Raffael!?!?! Hah dia menghilang!”
“Tak perlu basa – basi lagi Joe!” kata Stanly marah sambil meremas tangannya.
“Kau tak kan kumaafkan!” kata Dominique yang juga terlihat sangat marah.
“Kyaaaaaa!!!” Joe melarikan diri.
“Dominique, berpencar!” kata Stanly.
“Baik!”
            Joe berlari keluar markas. Tak lama ia berlari, terlihat Dominique mengejarnya dengan cepat. Joe berusaha lolos dari Dominique dengan masuk ke dalam hutan. Sesekali ia menoleh ke belakang. Dominique sudah tidak mengejarnya lagi. Brukk! “Aduh!” Joe menabrak seseorang. Terlihat Stanly berdiri tegak dengan mata menyala – nyala membuat Joe merinding. “Uwaaa!” Joe kembali berlari menuju markas.
            Tak ada tanda – tanda Dominique ataupun Stanly. Ia merasa lega akannya. Lightning Spark!!! Sebuah petir besar menyambar Joe. “Kyaaaa!!!” Joe kesemutan. Fire Explotion!!! Stanly melemparkan bola api kepada Joe. Duaarrr! Joe terpelanting ke atas. “Ayo kita akhiri Dominique!” kata Stanly. Burning Electrik Combo!!! Duammm! Fatality!
            “A...a.a..a!” Joe kesemutan.
            “Macam – macam dengan kami!” kata Stanly puas.
            Ledakan akibat pertarungan itu sampai membangunkan Rian. Rian pun berlari keluar melihat keadaan yang terjadi. Terlihat Joe tengkurap terbakar di halaman depan markas. Lagi, ia melihat wajah Dominique dan Stanly yang lucu membuatnya tertawa terbahak – bahak.
            “Diam!!!” kata Stanly dan Dominique melihat Rian menertawakan mereka.
            Tak lama kemudian, Raffael datang.
            “Uaaahh! Kalian sudah bangun ya!” kata Raffael akting.
            “Tega sekali kau Raffael! kata Joe yang masih tergeletak di teras.
            “Nah, aku sudah membuatkan sarapan. Ayo cepat! Kita akan mengantarkan Rian kembali!” kata Raffael serius.
            “Loh kenapa? Bagaimana kalau dia dicari lagi?” kata Joe tiba – tiba bangkit membuat Dominique dan Stanly sempat kaget.
            “Kita akan bersama Rian! Kita akan menyamar sebagai murit pindahan.” kata Raffael.
            Mereka pun segera menuju ruang makan. Terlihat sajian hidangan yang menggugah selera lengkap telah menunggu untuk disantap. Setelah selesai makan, mereka segera membersihkan diri. Setelah merasa siap, mereka segera menuju ke sekolahan Rian.
            Perjalanan menuju ke sekolahan Rian cukup memakan waktu. Mereka tidak ingin terlihat mencolok. Mereka mencoba berlaku seperti siswa pada umumnya.
            Sektor 13, adalah sektor yang bisa dikatakan ketat penjagaannya karena berbatasan langsung dengan Sektor 9. Raffael sempat berpikir dua kali untuk menyingkirkan tentara – tentara yang sedang berpatroli di perbatasan namun, kali ini tidak boleh ada keributan sama sekali. Raffael mulai mencari akal untuk bisa keluar dari sektor 9 itu.
            “Mungkin ini bisa membantu kalian.” Seseorang tiba – tiba saja muncul dari balik bangunan. Dominique, Stanly, dan Joe mengambil posisi siaga. Begitu juga Rian yang mulai cemas akannya. Hanya Raffael yang terlihat tenang melihat orang misterius itu.
            “Oh..., kebetulan sekali kamu disini.” kata Raffael terlihat akrab.
            “Apa kau mengenalnya Raffael?” Joe merasa ada yang aneh dengan Raffael.
            “Tenang saja! Dia teman lama.” kata Raffael meyakinkan.
            “Aku bawakan seragam dan beberapa sertifikat untuk kalian!” kata orang misterius itu menyelak.
            “Benarkan dia orang baik.” kata Raffael yakin.
            “Tu..tu..tunggu dulu Raffael! Mungkin ini jebakan!” Rian cemas.
            “Tenang saja! Dia temanku. Aku kenal persis dia orang seperti apa! Bukankah begitu Skinner?” kata Raffael kembali meyakinkan.
            “Cih! Jangan memanggilku sok begitu. Cepat pakai saja! Tentara itu takkan menunggu sampai kalian selesai berunding.” Kata orang misterius itu.
            Terlihat beberapa tentara mulai curiga dengan ke-empat orang yang berdiri dibalik tiang itu. Mereka dengan cepat menuju kesana. Terlihat suasana konflik dari kejauhan. Konflik itu berhenti seketika membuat mereka makin curiga.
            “Ada apa ini?” tanya seorang tentara dengan tatapan muka dingin menusuk.
            “Ini lo! Beberapa murit pindahan baru dari sector 9. Rian dan teman – temannya bingung lewat jalan mana.” kata Skinner berusaha tenang.
            “Hahahaha! Ini kota nak! Tidak seperti sector jadul 9. Pantas saja kau tersesat. Ayo kami akan mengantarmu.” kata para tentara itu sok.
            “Tidak usah. Aku sudah disuruh untuk menjemput mereka. Katanya dia menelpon ke sekolahan untuk mengirim salah seorang staff untuk menjemputnya. Untuk itulah aku disini.” kata Skinner berusaha mengelabuinya.
            “Ooo, ya sudah. Bilang pada mereka suruh membawa kompas biar tidak tersesat. Hahahahah!” mereka tertawa terbahak – bahak.
            “Akhirnya lolos juga.” kata Stanly sudah tidak betah dengan para tentara sombong itu.
            “Cepatlah! Aku juga akan mencari informasi lain.”
            Dia pun segera menghilang. Seiring dengan itu, rombongan Joe segera menuju ke sekolah Rian. Sekitar pukul 06.00 mereka sudah sampai disana. Terlihat suasana sepi masih menghinggapi sekolahan itu. Mereka mulai melihat – lihat daerah sekitar.
            “Disini aman!” kata Joe dari balik gudang.
            “Disini juga aman.” kata Dominiqeu.
            “Baiklah, semuanya sudah diperiksa. Sepertinya, tak ada sesuatu yang mencurigakan disini.” kata Joe
            Raffael masih memikirkan Skinner. Hanya Skinner yang tau jati diri Raffael sebenarnya. “Dimana sekarang Skinner ya?” pikirnya dalam hati yang membuat ia sempat bengong tercekam sendirian.
            “Hey Raffael, ada apa?” tanya Joe melihat Raffael termenung.
            “Ah..., tidak! Bagaimana kabarnya Skinner ya?” Raffael cemas.
            “Orang yang tadi?” berbalik menanya.
            “Yah...., aku yakin dia baik – baik saja.” Raffael meyakinkan diri.
            Sementara itu, Skinner bermaksud untuk mencari anggota guild Viper dulu yang terpencar akibat ulah For Freedom. Ia berjalan menuju sektor 5, tepatnya distrik 17. Ia masuk kedalam sebuah café. Kabarnya orang yang bernama Kevin berada disana. Tak salah informasi itu. Terlihat didepannya ia sedang minum secangkir kopi.
            Ctaarr!!!
            “Ugh, apa ini!”
            “Ternyata memang kau. Lama tak jumpa.”
            Mereka terlihat akrab seperti saudara. Mereka berbincang – bincang sejenak tentang kedaan mereka  mereka masing – masing.
            “Bagaimana soal Joan? Dimana dia?” tanya Skinner khawatir.
            “Sejak saat itu, aku juga tak pernah melihatnya lagi. Entah dia ada dimana sekarang.” Kevin merasakan hal yang sama.
            “Kenya?” Skinner berusaha menyinggung Kevin.
            “Bukankah dia bekerja untuk For Freedom. Penghianat!” kata Kevin kesal. “Sebenarnya, apa tujuanmu datang kemari Skinner? Bukankah kau masih menjadi mata – mata?”
            “For Freedom berniat merekruit kembali Viper seperti dulu. Entah apa tujuannya, tapi aku yakin itu bukan sesuatu yang baik.” kata Skinner serius.
            Kevin mengeluarkan pisau miliknya. Pisau yang terukir indah itu memiliki kekuatan khusus bagi penggunanya. Sebuah pisau yang ia dapat dari seorang biter.
            “Mungkin mereka berusaha mengumpulkan ke-sepuluh pengguna senjata khusus ini.” Sambil mengotak atik pisaunya.
            “Itu berarti, kita semua dalam bahaya. Kita harus mengumpulkan yang lain sebelum mereka membunuh semuanya!” Skinner makin cemas.
            “Jangan gelisah begitu Skinner. Apa kau takut? Kau tak seperti biasanya.” Mencoba menenangkan Skinner.
            “Kau tau Raffael?” kata Skinner serius.
            “Seorang master itu?” Kevin terkejut.
            “Ya, ia meresakan ada energy dari master lain. Mungkin, For Freedom akan membangkitkan para Master.”
            “Ba..bagaimana bisa?” Kevin tak percaya dengan berita Skinner.
            “The Rise of Nicromancer! Buku itu ditemukan.” Skinner serius.
            “Sial..., ayo kita bergerak!” Kevin gelisah.
            Mereka segera angkat kaki dari café itu dan segera mencari anggota Viper yang lain.
Sementara itu, Joe dan teman – temannya sedang menyamar menjadi siswa pindahan di sekolahan Rian. Sekolahan sudah mulai dipenuhi para siswa – siswi. Taklama kemudian bell masuk berbunyi. Rian segera menuju ke ruang kelas, sementara Raffael dan yang lain harus mengurusi beberapa sertifikat.
Joe, Dominique, dan Stanly hanya menunggu di luar kantor urusan.
“Sial! Lama bener Raffael.” Stanly tak sabar.
“Tenanglah! Kita tidak boleh mencurigakan!” Dominiqeu menegur Stanly.
“Apa? Dulu saat aku SMP juga banyak yang sepertiku!”
“Kau memang murit yang tak tau sopan santun! Tak patut.” kata Joe.
Ditengah – tengah perdebatan mereka, tiba – tiba Raffael muncul tanpa sepengetahuan mereka bertiga.
“Ehm!” Raffael mencari perhatian.
“Ya Raffael bagaimana?” mereka bertiga serentak.
“Sudah kuduga...!” kata Raffael cemas.
“Kita di ruang mana?” tanya Stanly.
“Dengarkan baik – baik! Aku di ruang 9B, sekelas dengan Rian. Dominique dan Joe berada di ruang kelas 9D, sedangkan kamu Stanly di ruang 9H.”
“Selalu aku yang sendirian.” berjalan menuju kelasnya sambil bergumam.
“Apa dia akan baik – baik saja?” tanya Dominique.
Mereka berempat masuk ke kelas masing – masing. Tak disangka, banyak siswa perempuan yang tertarik dengan Dominique saat baru pertama kali masuk. Dominique tetap berusaha menjaga ekspresi coolnya. Ia duduk di bangku belakang bersama dengan Joe.
Saat jam pelajaran dimulai, Joe malah asyik memperhatikan seorang perempuan cantik yang duduk di meja paling depan. Tak pernah sekalipun Dominique melihat Joe begitu tertarik kepada perempuan.
“Joe, ini sedang pelajaran! Kau harus focus.” Dominique yang sudah terbiasa dengan suasana sekolahan itu merasa aneh dengan Joe.
“Sepertinya aku kenal dia.” kata Joe lirih.
“Mana mungkin! Kau kan baru saja masuk kelas ini. Sudahlah, kita tidak boleh mencurigakan” kata Dominique mencoba membuat Joe focus pada pelajaran.
Bell istirahat berbunyi. Stanly, Raffael, dan Rian sudah berada di kantin sekolah. Tak disangka, Stanly membawa uang yang sangat banyak. Ia membeli banyak makanan untuk mereka bertiga.
“Uwaaaah, kau ber-uang ya Stanly?” kata Rian takjub.
“Aku bukan beruang bodoh!” Stanly marah.
“Bukan itu maksudnya. Kamu banyak duit ya?” kembali bertanya takjub.
“Iya dong, aku kan seorang yang disegani di kotaku. Jadi aku memiliki banyak uang.” kata Stanly sombong.
”Ngomong – ngomong, dimana Dominique dan Joe?” tanya Raffael.
Sementara itu, Joe dan Dominique sedang mengikuti seseorang perempuan yang sedang duduk di taman dengan dua orang temannya.
“Jika kau menyukainya tembak saja dia!” Dominique tak sabar.
“Ngawur saja! Sebentar aku akan kesana.” kata Joe berjalan perlahan menuju perempuan itu.
“Yak...sedikit lagi Joe!” Dominique menyemangati dari jauh.
“Jeni?” Joe ragu – ragu.
“Joe! Hasan, Husain, ini benar Joe!” Jeni merasa terkejut melihat Joe yang sudah lama berpisah dengannya. Jeni memeluk Joe erat – erat saking kangennya pada Joe.
“Bagus Joe, selamat!” Dominique menyela.
“Kau ini apa – apaan sih?” Joe iba.
“Dia siapa?” tanya Jeni.
Merekapun berbincang – bincang di taman. Joe menjelaskan semua yang terjadi baik kepada Dominique maupun kepada Jeni agar tidak ada salah paham sedikitpun. Mereka sempat berpisah lama karena Joe ingin balas dendam kepada For Freedom. Ia meninggalkan The Chaos Fun sejak itu. Ia tak tahu bahwa Jeni, Hasan, dan Husain mengikutinya waktu itu. Tapi mereka kehilangan jejak ketika melintasi sektor 9. Mereka tetap meneruskan perjalanan mencari Joe dan sampai di sektor 13 tapi Joe tak kunjung mereka temukan. Akhirnya mereka menetap untuk beberapa waktu.
“Begitu! Jadi, aku dan Jeni hanya teman biasa.” kata Joe berusaha meyakinkan Dominique.
“Benarkah!?!?!?!” Dominique tetap bersikeras memojokkan Joe dan Jeni.
Sshut! Pukulan Jeni melayang tepat di wajah Dominique. “Aduh!” Dominique tersungkur.”Kau ini apa – apaan sih?”
“Itu akibatnya kalau macam – macam denganku.” Jeni marah.
“Tenang Jeni, tenanglah! Dia memang begitu.” kata Joe melerai.
“Wah wah wah! Kalian ternyata disini ya.” Raffael tiba – tiba muncul seperti biasa.
“Ditunggu dari tadi malah pacaran disini.” Stanly cemburu.
“Ini bukan seperti yang kalian kira!” Joe mengelak.
“Dia pacarnya Joe.” Dominique menggoda Jeni.
“Apa kau bilang!?!?” Jeni kembali melayangkan pukulan kepada Dominique.
Joe terpaksa menjelaskan situasinya itu. Dominique dan Stanly masih berpikir sama mengenai Joe. Hal itu membuat Jeni kembali naik darah dan memukul Dominique dan Stanly.
“Aduh...!”
“Rasakan itu!”
“Sudah – sudah, jangan bertengkar. Ini hal baik kalian sudah saling kenal.” Raffael mencoba melerai mereka bertiga.
“Diam kau!” teriak mereka bertiga serentak.
“Bagaimana keadaan kakek James?” Joe murung.
“Entahlah, aku juga tidak tau. Kami serentak mengikutimu tanpa berpikir apa – apa. Tapi aku sudah tek pernah lagi mendengar kabar tentang TC-FUN itu.” kata Jeni.
Setelah berbincang – bincang cukup lama, Jeni memutuskan untuk ikut bersama Joe dan teman – temannya. Begitu juga Hasan dan Husain juga memutuskan hal yang sama. Joe meresa sangat senang hari itu. Meskipun tidak ada informasi yang mereka dapat. Namun, dengan bertambahnya teman Joe, hari itu terasa menyenangkan.
Sementara itu, Skinner dan Kevin bergerak mencari informasi mengenai For Freedom. Mereka juga mencari anggota – anggota lain dari guild Viper. Target mereka sekarang adalah mencari ketua guild mereka. Namun ia sangat berbahaya. Skinner ragu bahwa apakah ia bisa mengajaknya untuk bergabung.
“Apa yang kau pikirkan Skinner?” kata Kevin mencoba menghibur Skinner.
“Joan. Aku tak yakin dia mau dengan kita.” Skinner bingung.
“Kau harus yakin Skinner sebagaimana kau yakin saat ia masih memimpin kita! Bukankah dia pemimpin yang baik.” Kevin mencoba meyakinkannya.
“Tapi, aku tidak terlalu akrab dengan dia. Selama aku menjadi anggota, jarang sekali aku berbincang – bincang dengan dia. Aku tau dia baik, tapi sejak dulu aku hanya menjalankan perintah saja.” Skinner takut.
“Tenanglah sobat! Kalau begitu kita cari anggota yang lain saja dulu.” Kevin kembali mencoba menenangkannya.
“Tidak! Aku akan menghadapi ini! Aku tidak pernah lari dari misiku! Ia harus ikut apapun yang terjadi.” Skinner merasa yakin.
“Nah, itu baru Skinner yang aku kenal.” Kevin merasa gembira.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju sektor 1, tempat dimana markas besar For Freedom berdiri. Skinner nekat akan mencuri dokumen milik Ignasi seorang kepala seluruh organisasi bentukan For Freedom. Ia tahu itu tidak mudah, tapi denah yang dicurinya waktu itu mungkin akan berguna untuk ini.









**********

Download Music Dari Album Avenged Sevenfold (2007)

4.Avenged Sevenfold (2007)

Avenged Sevenfold adalah album keempat dari Avenged Sevenfold, dirilis pada 30 Oktober 2007 lewat Warner Bros. Records. Album ini sebenarnya akan dirilis pada tanggal 16 oktober, tetapi ditunda 2 minggu untuk memberikan waktu lebih guna menyelesaikan bonus material dan produksi rekaman, termasuk pembuatan video musik animasi untuk lagu “A Little Piece of Heaven“. Album ini mengawali debutnya dengan menempati nomor 4 di Billboard 200. Sampai saat ini, Album Avenged Sevenfold Sudah terjual lebih dari 552,000 kpi du Amerika Serikat dan lebih dari 1,000,000 kopi di seluruh dunia. Album ini sudah mendapat predikat Gold dari RIAA.Album ini juga dikenal sebagai ‘The Black & White Album’ karena warna cover-nya,Pada 9 September, tersebar berita telah rampungnya Video Klip untuk lagu “Almost Easy“. Disutradarai oleh P.R. Brown, yang terkenal dengan kolaborasinya dengan Mötley Crüe dan Marilyn Manson, dan lainnya. Pada 12 September 2007, tanggal rilis bagi video klip “Almost Easy” diumumkan dan 6 hari kemudian pada 18 September.

        Daftar Lagu:
01. Avenged Sevenfold - Dear God
02. Avenged Sevenfold - M.I.A
03. Avenged Sevenfold - Critical Acclaim
04. Avenged Sevenfold - Scream
05. Avenged Sevenfold - Afterlife
06. Avenged Sevenfold - Gunslinger
07. Avenged Sevenfold - Unbound(The Wild Ride)
08. Avenged Sevenfold - Bromton Cocktail
09. Avenged Sevenfold - Lost
10. Avenged Sevenfold - A Little Piece Of Haven
11. Avenged Sevenfold - Seize The Day
12. Avenged Sevenfold - Almost Easy

Wednesday, December 4, 2013

Download Music Dari Album Avenged Sevenfold Sounding The Seventh Trumpet(2001)

DAFAR-DAFTAR ALBUM A7X:

    1.Sounding the Seventh Trumpet (2001)


      Sounding the Seventh Trumpet merupakan album pertama Avenged Sevenfold. Rilisan awal album ini adalah di tahun 2001 oleh Good Life Recordings, namun pada 19 Maret 2002 Hopeless Records merilisnya kembali dengan sedikit perbedaan pada kover album plus satu lagu bonus track yakni, "To End the Rapture (Heavy Metal Version)" yang juga diisi oleh pertama kalinya oleh gitaris baru mereka, Synyster Gates
     
       Daftar Lagu:
01. Avenged Sevenfold - To End The Rapture
02. Avenged Sevenfold - Turn The Other Way
03. Avenged Sevenfold - Darkness Surrounding
04. Avenged Sevenfold - Subconscious Illusion
05. Avenged Sevenfold - We Come Out At Night
06. Avenged Sevenfold - Lips Of Deceit
07. Avenged Sevenfold - Warmness On The Soul
08. Avenged Sevenfold - Epic Time Of The Wasted
09. Avenged Sevenfold - Breking Their Hold
10. Avenged Sevenfold - Forgotten Faces
11. Avenged Sevenfold - Thick And Thin
12. Avenged Sevenfold - Street
13. Avenged Sevenfold - Sharrtered By Broken Dreams

Wednesday, November 27, 2013

Download Music dari Album Hail to The King (Avenged Sevenfold)


Download Lagu-lagu dari Album Hail to The King (Avenged Sevenfold)

Download Lagu-lagu dari Album Hail to The King (Avenged Sevenfold) – Avenged Sevenfold (A7X) adalah band
Hardrock Amerika dari Huntington Beach, California, yang dibentuk pada tahun 1999. Band ini sekarang terdiri dari M. Shadows (vokalis), Synyster Gates (lead guitar), Zacky vengeance (rhythm guitar), Johnny Christ (bassist), dan Arin Ilejay (drummer).

Avenged Sevenfold saat ini telah merilis 5 album studio, 1 album live/kompilasi/DVD, dan 16 single. Pada tahun 2013 ini mereka kembali merilis Album terbaru mereka yaitu “Hail to The King
Bagi Anda yang mengaku sebagai Sevenfoldism sejati tentu tidak sabar lagi untuk mendengar lagu-lagu Avenged Sevenfold dari album “Hail to The King” ini. :mrgreen:

Silahkan di download lagu-lagu mp3 dari album Hail to The King berikut :
Download Lagu-lagu dari Album Hail to The King (Avenged Sevenfold)
01. Shepherd Of Fire
02. Hail To The King
03. Doing Time
04. This Means War
05. Requiem
06. Crimson Day
07. Heretic
08. Coming Home
09. Planets
10. Acid Rafin

Tuesday, November 26, 2013

Biter #1 - Chapter 1

BITER #1 RISE OF THE VIPER
              STORY OF THE BITERS CHARACTER
CHAPTER 1 : DARKNES IN SECTOR 13

            Riyan adalah seorang murit pindahan dari sektor 9. Ia sekarang berada dikawasan sektor 13, dimana dulunya itu adalah Negara Malaysia. Sejak For Freedom menduduki beberapa wilayah di  Indonesia, Malaysia, dan Singapura, mereka mengubah wilayah – wilayah yang dulunya kota menjadi wilayah persektoran.
            Bukanlah pertama kali Riyan pindah. Sudah berkali – kali ia pindah dari sektor – sektor karena sebab yang tidak jelas. Dengan tiga orang temannya yang juga pindahan dari sektor 9, Riyan tidak terlalu ragu menapakkan kakinya di sekolah barunya itu.
            Hari – hari Riyan berjalan seperti biasanya. Ia tidak terlalu memiliki banyak teman. Hanya beberapa teman baru dan tiga orang temannya yang sangat dekat kepadanya. Mungkin ada beberapa alasan yang membuat ketiga temannya itu begitu memperhatikannya. Atau jangan – jangan, mereka ingin tahu apa sebenarnya yang ada dalam diri Riyan yang misterius itu? Bagaimana tidak, ia selalu berpindah sekolah sehari setelah kejadian – kejadian yang menimpa sekolahan yang pernah ia singgahi sebelumnya. Kebanyakan adalah tragedi pembunuhan juga! Pernah juga Riyan ditetapkan sebagai tersangka. Tapi, saat tidak ada bukti tentang Riyan, Riyan pun lolos dari jerat hukum.
            Riyan memang seorang yang misterius bahkan untuk teman – temannya sendiri. Ia dikenal agak pendiam, tapi sebenarnya ia anak yang cerdas. Bayak sekali medali lomba non atletik dari perunggu, perak, bahkan sampai emas ia dapatkan.
            Hari ini hari kebangkitan For Freedom. Pihak FF akan mengadakan lomba antar sektor mulai dari 1 – 17 sektor. Untuk masalah ini, Riyan selalu mendaftarkan diri. Terutama pada lomba – lomba yang bersifat akademik. Untuk urusan non – akademik, Godek jagonya. Ia adalah satu dari tiga teman Riyan yang ikut singgah ke sektor 13. Meskipun berbeda, mereka selalu bersaing memperebutkan juara terbaik disetiap even – even yang diadakan.
            “Ehm....., si jenius datang.” kata Godek sambil tersenyum tipis memergoki Riyan.
            “Wah wah, tumben sigung datang kemari. Ada apa?” balas Riyan mengejek.
            “Aku bukan sigung bodoh!” tempramen Godek mulai naik. “Orang setampan aku kok dibilang sigung.”
            “Ehe....., mimpi kali.” kembali mengejek Godek.
            “Ahh sudah. Kita tentukan besok pada lomba antar sektor. Siapa yang mengantongi medali emas paling sedikit dialah sigung!” kata Godek dengan tatapan miris.
            “Apa kau melupakan kami berdua?” terlihat seorang dari kejauhan yang tak lain dan tak bukan adalah Riwi. Salah satu teman Riyan, tepatnya musuh bebuyutannya dibidang akademik.
            “Yah..., sepertinya kita diabaikan.” kata seorang yang muncul bebarengan dengan Riwi.
            “Woohooo...., adik kakak Aisyah dan Riwi muncul!” kata Godek mengejek.
            Mereka berempat pun saling berperang lidah. Tak jarang mereka berlaku seperti itu. Sebenarnya ini selalu dilakukan setiap ada even dari pihak pusat.
            Saat sedang asyik bertengkar kata – kata, bell masuk pun berbunyi. Segera mereka masuk ke kelas masing – masing. Berbeda dengan keadaan di luar kelas, Rian sangatlah pendiam. Ia selalu memperhatikan pelajaran dengan baik.
            Bell pulang pun berbunyi.
            “Panggilan kepada Rian Hidayatullah ditunggu di kantor urusan sekarang juga.”
            “Eh...., itu ada panggilan untuk mu.” kata Godek.
            “Ah..., masak?” kata Rian.
            “Sekali lagi, panggilan kepada Riyan Hidayatullah ditunggu di kantor urusan sekarang juga.”
            “Ah....iya, betul kamu Dek!” kata Riyan kaget.
            Riyan pun segera menuju kantor urusan secepatnya. Setibanya di kantor urusan, ia terkejut melihat seorang guru terikat pingsan disebuah kursi sofa kantor. Rian segera beranjak keluar karena takut akan terjadi apa – apa. Saat Rian hendak keluar, tiba – tiba saja pintunya menutup  terkunci. “Tolong....! kata Riyan panik. Dengan sekuat tenaga ia mencoba untuk membuka pintu itu. “Tolong...! teriaknya berulang kali.
            Duk....duk...duk terdengar suara derap kaki dari balik almari membuat Rian makin takut akannya. Sesosok pria muncul dari balik almari itu.
            “Siapa kau?” kata Rian gemetar.
“Jangan takut padaku. Aku tidak bermaksud jahat” kata orang aneh itu.
“Lantas..., kenapa kau ikat guruku!” bentak Rian.
“Tentu saja karena ini rahasia!” jawab orang itu.
“Sekarang dengar baik – baik. Salah seorang temanmu adalah anggota For Freedom. Mereka ingin membunuhmu!” kata orang itu.
“Bagaimana aku bisa percaya?” Tanya Rian.
“Ini memang sulit tapi terserah kamu.” kata orang itu. “Ada yang datang! Bersikaplah biasa.”
Orang aneh itu pun segera bersembunyi kembali. Tak lama kemudian seseorang datang. Rasa ketakutan Rian terobati saat ia tahu bahwa yang datang itu adalah temannya sendiri.
“Syukurlah kau datang Budi! Aku sangat ketakutan tadi.” kata Rian lega.
“Memang ada apa Rian?” Tanya Budi serius.
“Ada seseorang yang aneh tadi kemari. Dia juga menyekap pak Jemskin.” kata Rian.
Tiba – tiba Budi bersikap agak aneh. Ekspresinya berubah serius saat memandang Rian.
“Ada apa Bud?” tanya Rian penasaran.
“Tidak. Apa orang tadi membicarakan sesuatu?” Budi berbalik menanyai Rian.
“Em..., iya! Katanya salah satu dari teman kita ada yang bekerja untuk For Freedom. Aku tak tahu apa itu For Freedom tapi, aku yakin teman kita baik – baik semua!” kata Rian yakin.
“Rian, ikutlah denganku sebentar.” kata Budi sambil memegang tangan Rian.
“Tapi pak Jems?” tanya Rian.
“Sudah lupakan dulu. Ada yang lebih penting!” kata Budi memaksa.
            Budi membawa Rian menuju halaman belakang sekolah. Tak disangka, Godek, Riwi dan Aisyah, ada disana. Mereka bertiga terlihat seperti sudah menunggu Rian dari tadi. Perasaan Rian mulai kacau. “Apa benar kata orang tadi?” bisik hati kecilnya. Budi membawa Rian ke tengah halaman belakang sekolah dan melemparkannya.
            “Uwaaa....,” Rian terpelanting.
            Brukk...., Rian terpelanting jauh ke tengah halaman belakang sekolah. “Aduh...!” Rian merintih kesakitan.
            Tak disangka, teman – teman yang selama ini ia percaya sekarang malah menganiaya dirinya.  Hati kecil Rian mulai yakin dengan apa yang dikatakan orang misterius barusan. Ia sekarang dalam bahaya besar. Saking deg – degannya, Rian tak menyadari bahwa lutut kanannya berdarah akibat peristiwa barusan. Rian yang terpojok dan tidak tahu apa – apa ini makin khawatir dengan teman – temannya itu.
            “Apa yang orang barusan orang itu katakan Rian?” Budi kembali mendekati Rian.
            Rian hanya tercengang merasa ketakutan. Tubuhnya yang mulai mendingin itu tak bisa digerakkan sama sekali.
            “Rian...Rian. Bodohnya kamu bertemu dengan kami.” kata Godek.
            Rian hanya bisa tertegun melihat perilaku dingin temannya. Ia hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
            “Dengar baik – baik Rian! Kami tak kan membunuhmu jika kau memberi tau orang yang barusan!” kata Budi menyorot tajam mata Rian.
            “......” Rian tetap terdiam.
            “Kau tuli apa bisu sih?” kata Riwi dengan nada sinis.
            “Ini membuang – buang waktu!” Godek mulai emosi.
            “Baiklah kalau begitu. Jika kau tak memberi tau kami siapa sebenarnya orang tadi, nikmatilah kematianmu!!!” kata Budi yang mulai panas dengan tingkah laku Rian.
            “Biar aku yang mengeksekusi dia! Aku akan menikmati ini.”
            Godek berjalan perlahan menuju Rian. Rian merasa putus asa. Tidak ada gunanya lagi ia menghindar. Lagi pula, tubuhnya yang ketakutan itu tidak dapat digerakkan sama sekali.
            “Apa kau takut sigung?” kata Godek mengejek Rian.
            “Selesaikan dengan cepat! Kita akan segera kembali ke markas. Dan jangan lupa, jangan sampai ada barang bukti sekecil apapun!” kata Aisyah.
            “Yah..., aku tidak bisa bermain – main denganmu deh! Tapi tak apa lah. Akan kubunuh dalam lima menit!”
            Tubuh Rian mulai berguncang keras seperti menggigil. Bibirnya yang dingin tak lagi bisa mengatakan sepatah kata sekalipun.
            Duummm! “Uwaaa!”
            Godek terpelanting tiba – tiba. Sesosok pria muncul dari balik debu yang beterbangan. Budi, Aisyah, dan Riwi mengambil posisi siaga.
            “Nah..., maaf aku terlambat. Namaku Joe Sebastian. Salam kenal!”
Terlihat ekspresi orang asing itu tak takut sama sekali dengan kondisi genting yang dialami Rian sekarang.
Greeeng....grenggreng, terdengar suara motor dari lorong sekolahan. Budi dan yang lainnya terkejut melihat seorang pengendara yang terbakar berjalan bebas menuju mereka.
“Stanly..., kau terbakar lagi!” kata Joe.
“Iya kah? Nah sekarang menjadi imbang tiga lawan empat!” kata Stanly.
“Hey kita masih kalah jumlah bodoh!” teriak Joe kepada Stanly.
“Dimana Dominique?” tanya Stanly kepada Joe.
“Siapa kalian?” sela Rian penasaran.
Budi dan temannya mulai terpojok. Apalagi Godek yang terluka akibat peristiwa barusan semakin mengharuskan mereka untuk melarikan diri. Mereka juga tidak tau – menau soal kedua orang tersebut. Mereka juga mendengar akan ada satu lagi orang yang akan datang. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke markas.
“Stanly..., kau terbakar! Kita tak kan berperang kali ini.” kata Joe.
“Wooooi, Joe! Mereka lari!” kata Stanly panik.
“Stanly..., api dikepalamu semakin membesar!” kata Joe bercanda.
“Sudahlah! Mereka akan kabur bodoh.” kata Stanly marah.
“Tak apa, biarkan mereka pergi! Misi kita sudah selesai.” kata Joe dengan nada yang tenang seakan tak takut akan apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Hey semua, aku datang! Kalian pasti menunggu meminta bantuanku kan! Loh, kemana musuhnya? Apa mereka pergi seiring dengan datangnya aku? Hahahah, aku memang hebat! kata Dominique yang baru saja datang dan membawa berbagai makanan ditangannya.
“Kauuuuu! seru Joe dan Stanly bersamaan.
“Apa?” kata Dominique bingung.
Gravity Pounch!” Joe memukul Dominique dengan sekuat tenaga. Disusul Stanly yang juga ingin melampiaskan kemarahannya. “Burning Preasure!” kata Stanly sambil mengeluarkan api biru tepat di depan wajah Dominique.
“Uwaaaaa!” teriak Dominique terpental sangat jauh.
“Kenapa kau lakukan itu padaku?” protes Dominique.
“Kau tak tau apa kesalahanmu?” kata Joe makin kesal.
Joe dan Dominique akhirnya bertarung. Saking kesalnya, beberapa jurus Joe hampir mengenai Rian.
“Sudah cukup kalian berdua! Kayak anak kecil saja!” seseorang lagi muncul dengan tiba – tiba. Pertempuran langsung mereda setelah orang itu datang. Sikap Joe dan Dominique berubah seketika. Mereka menjadi se-cool mungkin untuk mengubah suasana.
“Yah, misi sudah selesai. Ayo kembali ke markas.” Kata Joe sok cool.
“Ok, kita bawa dia!” kata Dominique serius.
“Hey, pakai bahasa yang baku teman – teman!” bisik Stanly.
Mereka bertiga terlihat mengabaikan orang tadi. Hal itu membuatnya marah.
“Jangan abaikan aku bodoh!” kata orang itu marah.
“Tak patut! Kau tidak boleh marah – marah!” kata Joe dengan tenang makin membuat marah orang itu.
“Hedeh, terserah!” kata orang itu yang merubah ekspresi seketika.
Rian merasa bingung dengan mereka ber-empat. Tidak seperti teman – temannya yang ia kenal selama ini. Entah mengapa, perasaan Rian sangat gembira. Tiba – tiba Rian tertawa terbahak – bahak. Kelakuan ke-empat orang aneh itu menurut Rian sangat lah lucu.
Hal itu tentu saja membuat ke-empat orang itu merasa aneh terhadapnya. Serentak, mereka menoleh memperhatikan Rian. Rian pun berubah ekspresi.
“Ini sangat......rumit?” kata Rian bingung dengan apa yang akan dikatakannya.
“Hahahahahah!” ke-empat orang itu tertawa terbahak – bahak. Rian makin betah dengan mereka. Entah mengapa mereka terasa seperti teman. Baru pertama kali ia merasa setenang ini. Meskipun Rian tidak mengenal mereka, mereka terasa dekat dengannya.
“Eh..., Rian! Kaki kananmu berdarah!” kata Dominique.
“Ha...?” melihat ke kaki kanannya.
            Deg deg, detak jantung Rian makin cepat. Ekspresi Rian berubah menakutkan. Tiba – tiba saja ia mengeluarkan senjata aneh mirip tongkat satpam tapi ujungnya runcing. Ia menyerang membabi buta. Semuanya hanya terlihat gelap baginya.
            “Apa yang terjadi?” teriak Joe.
            “Apa kita boleh bermain – main?” ujar Stanly.
            “Syndrome!” kata Raffael.
            “Apa maksudmu?” tanya Joe penasaran.
            “Dia memiliki penyakit syndrome. Penyakit kejiwaan yang memberikan response berlebih ketika melihat atau merasakan spesifikasi syndromenya. Mungkin, Rian syndrome pada darah. Saat ia melihat darahnya, tiba – tiba saja ia berubah seperti ini. Kekuatannya keluar tak terkendali.”
            “Apa yang kita lakukan?” Joe kembali bertanya.
            “Nah, sudah selesai!” kata Raffael sambil membawa Rian di punggungnya.
            “Uwaaa, sejak kapan kau...? Tapi tadi kau....?” kata Joe bingung.
            “Sudahlah, ayo kembali ke markas!” seru Raffael.
            Joe merasa terkagum sekaligus terkejut bukan main melihat Raffael. Ia masih tidak mengerti akan kekuatan Raffael. “Siapa dia?” ujarnya dalam hati.
            Malam yang panjang terasa sangat cepat. Mereka bergegas kembali ke markas. Rian masih tak sadarkan diri. Sesampainya di markas, Raffael segera menempatkan Rian di tempat tidur yang nyaman. Ia lekas keluar setelah meletakkan Rian.
            Raffael memang biasa keluar markas sendirian. Kali ini, Joe mengikuti Raffael kemana ia pergi. Berjalan melewati pepohonan di sebuah hutan membuat Joe makin penasaran.
            Sampailah mereka disebuah rumah kecil yang sepi. Raffael beranjak masuk ke dalam rumah tersebut. Joe segera mengikuti Raffael masuk ke dalam rumah tua yang penuh dengan tanaman merambat itu. Saat ia di dalam, Raffael hilang dari pandangannya. “Kemana dia?” bisiknya dalam hati mencoba tidak ia keluarkan.
            “Joe...? Apa yang kau lakukan disini? tanya Raffael yang tiba – tiba ada dibelakang Joe.
            “E..., enggak! Aku hanya mengikutimu.” kata Joe.
            “Kenapa kau disini? Lagian, tidak ada seorangpun disini.” Joe berbalik bertanya.
            “Ini dulunya rumah kami!” kata Raffael. Ia terlihat sedih saat mengatakannya.
            “Siapa maksudmu kami?” Joe kembali bertanya.
            “Teman – temanku. Tapi, mereka sekarang sudah tiada.” kata Raffael sedih.
Terlihat ekspresi sedih yang mendalam dari Raffael begitu jelas. Tak pernah sekalipun Joe melihat Raffael seperti ini. Ia merasa ada rahasia dibalik semua ini. “Siapa dia?” tetap pertanyaan yang sama masih tersimpan di dalam hatinya. Tapi Joe mencoba percaya kepada Raffael. Ia yakin bahwa Raffael memiliki tujuan yang baik untuk bergabung dengannya.
“Nah, karena kau sudah sampai disini, akan kutunjukkan sesuatu kepadamu Joe! Ikut aku!” kata Raffael mengajak Joe ke suatu tempat.
“Kita akan kemana?” tanya Joe penasaran dengan Raffael.
“Sudahlah, ikut saja!” kata Raffael memaksa.
Tak begitu lama, mereka tiba disebuah tempat yang indah. Air terjun mengalir deras. Batu – batu yang ada di dasar air terjun memancarkan sinar kehijau – hijauan. Joe merasa takjub akan apa yang ia lihat malam itu.
“Woooow! Indahnya!” kata Joe takjub.
“Dulu, kami sering kesini. Bermain dan tertawa bersama.” kata Rafael dengan nada datar.
“Raffael, maaf ya! Aku tak bermaksud seperti ini. Aku tak tahu kalau kamu rindu temanmu. Kukira kamu akan kemana!” Joe merasa bersalah telah mengikuti Raffael.
“Tak apa! Aku senang kau bersamaku disini. Sudah sangat lama aku tak kesini.” Raffael tersenyum kepada Joe.
“Nah, aku akan kembali ke markas. Apa kau masih mau disini?” kata Joe mengajak Raffael kembali.
“Tidak. Ini sudah cukup. Ayo kembali!” kata Raffael senang.
Mereka berduapun kembali ke markas. Terlihat Stanly dan Dominique sudah tidur terlebih dahulu. Joe menyusul mereka berdua dan lekas tidur. Sedangkan Raffael masih di luar melihat bintang – bintang yang indah.
“Ohh, kau datang! Ada apa?” Raffael terlihat sudah menunggu orang ini.
“For Freedom! Mereka mencari Rian.” Kata orang aneh itu.
“Tenang saja, dia ada bersamaku! Apa kau jadi bergabung dengan kami?” kata Raffael.
“Jangan sok akrab padaku! Mereka seorang biter, aku tak sudi bersama orang licik seperti mereka!” orang itu menyorot tajam Raffael.
“Jadi..., apa kau akan kembali ke Viper?” kata Raffael dengan nada mengejek.
“Entahlah. Tapi, kenapa kau bergabung dengan mereka? Mereka hanyalah biter biasa!” kata orang itu.
“Bukan. Mereka unik bagiku! Mereka temanku.” kata Raffael mencoba menaruh harapan pada mereka.
“Aku akan memikirkan tawaranmu Raffael! Sampai jumpa.” kata orang itu dan lekas menghilang.
Orang itu beranjak pergi meninggalkan Raffael. Raffael pun juga beranjak masuk dan lekas tidur. Satu yang masih terbayang – bayang dibenaknya. Seseorang yang ia lihat sewaktu menuju ke sekolahan Rian terasa tidak asing baginya. Hal itu membuatnya sedikit gelisah. Ia berusah tidak terlalu memikirkannya. Yang terpenting sekarang ia harus segera istirahat.







**********